Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Osiloskop

 Judul        : Bagaimana Mengukur Frekuensi PLN di Osiloskop
 Penulis     : Iin Aulia (A1C312009)

             I.            Latar Belakang

Osiloskop adalah alat yang digunakan untuk mengetuhi polaritas arus dan tegangan searah yang selalu tetap dan arus bolak balik yang selalu berubah-ubah. Melalui Osiloskop juga diamati nilai frekuensi dan bentuk gelombang yang dihasilkan.
Jadi, Osiloskop adalah peralatan elekttronika yang digunakan untuk memperlihatkan bentuk tegangan listrik. Misalnya,  kita tidak pernah bisa melihat signal yang dipancarkan oleh Hendphone yang kita gunakan. Dengan bantuan Osiloskop, signal tersebut di perlihatkan di layar osiloskop, sehingga dapat dilihat bentuk gelombang, panjang gelombang atau  frekuensi  gelombang, maupun cacat gelombang. Berdasatkan cara kerja nya osiloskop dibedakan menjadi dua bagian yaitu Osiloskop Analog dan Osiloskop Digital
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang prinsip dan cara kerja Osiloskop dalam mengukur frekuensi PLN.  
          II.            Landasan Teori
Menurut David Haliday (1992) ; Osiloskop adalah suatu hal yang digunakan untuk mengamati bentuk gelombang dan pengukuran nya. Kompenen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda. Kompenen utama sinar katoda (Cathode ray tube)  atau CRT adalah :
1.      Perlengkapan senapan elektron.
2.      Perlengkapan pelat defleksi.  
3.      Layar frouorosensi.
4.      Tabung gelas dan dasar tabung.
Menurut Jeweet,dkk (2000) ; Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna-warni dan  berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontol yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol.-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan dilayar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal  satu untuk melihat sinyal masukan daan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Menurut Michel Tooley (2002) ; Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik. Kompenen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda (CRT). Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut: elektron dipancarkan dan katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berungsi sebagai anoda.
Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempang kapasitor yang dipasang secara vertikal maka akan terbentuk garis lurus vertikal didinding gambar. Selanjutnya, jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik maka elektron yang pada mula nya bergerak secara vertikal kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.
Menurut Williamm B Cooper (1993) ; Pada saat mengukur dengan osiloskop, basis waktu secara periodik menggerakan bintik cahaya  dari kiri kekanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukan ke Y atau masukan vertikal osiloskop menggunakan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan.
Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan berkas gambar pada layar yang menunjukan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari  waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan  sebagai sebuah pola yang diam pada layar.

      III.            Prinsip dan Cara Mengukur Frekuensi PLN di Oiloskop
3.1. Prinsip kerja osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada  dua tipe osiloskop,yakni tipe analog (ART-analog real time oscilloscope) dan tipe digital(DSO-digital storage osciloscope),masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
·         Osiloskop Analog
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).
Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
1.      Saat kita menghubungkan probe (kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit) ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System), sebuah attenuator akan melemahkan sinyal tegangan input sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop "Volt/Div" pada user interface Osiloskop.
2.      Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke bawah).
3.      Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa sistem vertikal pada osiloskop analog berfungsi untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati.
4.      Selanjutnya sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan positif mengakibatkan berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan elektron terdorong ke bawah.
5.      Sinyal yang keluar dari vertical system tadi juga diarahkan ke trigger system untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal Sweep" yaitu pergerakan elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi horizontal atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu interval waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat cepat (dapat mencapai 500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang tampak seperti lingkaran saja saat berputar).
6.      Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.
7.      Pengaturan bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat mempresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat kita lihat pada layar CRT
Ø  Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog
1.      Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2.      Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.
3.      Set saluran pada tombol CH1.
4.      Set mode pada Auto.
5.      Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6.      Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang
bernama horizontal dan vertikal.
7.      Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
8.     Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan
memperkirakan terhadap tegangan masukan.
9.     Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol pengalih AC/DC
Pada kedudukan AC.
10.  Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11.  Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
12.  Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13.  Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.
·         Osiloskop Digital (DSO)
Jika dalam osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung diberikan ke rangkaian vertikal sehingga berkesan “diambil” begitu saja (real time), maka dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.Seperti ART, DSO melakukan dalam satu event pemicuan. namun demikian ia secara rutin memperoleh, mengukur dan menyimpan sinyal masukan, mengalirkan nilainya melalui memori dalam suatu proses kerja dengan cara; pertama yang disimpan, yang pertama pula yang akan dikeluarkan, sambil menanti picu terjadi. Sekali osiloskop ini mengenali event picu yang didefinisikan oleh penggunanya, osiloskop mengambil sejumlah cuplikan yang kemudian mengirimkan informasi gelombangnya ke peraga (layar). Karena kerja pemicuan yang demikian ini, ia dapat menyimpan dan meragakan informasi yang diperoleh sebelum picu (pretrigger) sampai 100 persen dari lokasi memori yang disediakan.
3.2.Pengukuran pada Osiloskop
Semua alat ukur elektronik berkerja berdasarkan sampel data, semakin tinggi smpel data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop, pada umumnya juga mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop mempunyai sample rate 10ks/s (10 kilo sample/sekon=10.000 data /detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000 kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang dengan frekuensi 2.500 Hz, maka setiap sample akan memuat data ¼ dari sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.
Pada dasarnya osiloskop adalah alat ukur tegangan. Sebagai contoh pengukuran dengan menerapkan Hukum Ohm, arus dapat diketahui melalui pengukuran tegangan dan membaginya dengam besar hambatan yang digunakan. Tegangan juga diukur dari puncak ke puncak, yaitu dari titik puncak maksimum ke titik puncak minimum.
Langkah-langkah mengukur amplitudo, periode, frekuensi,pada Osiloskop:
1)      Osiloskop dikalibrasi terlebih dahulu
2)      Sinyal AC diarahkan ke CH input dan stel saklar modul untuk menampilkan bentuk gelombang yang diarahka ke CH tersebut.
3)      Disetel saklar VOLT/DIV. Untuk menampilkan perubahan tinggi gelombang yang nantinya untuk mencari amplitudo.
Contoh:
Tombol posisi partikel digunakan untuk menggerakkan gambar gelombang pada layar ke arah atas atau kebawah. Tombol VOLT/DIV mengatur skala tampilan pada arah verrikal. Misalkan tombol VOLT/DIV diputar pada posisi 5 VOLT/DIV, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak arah vertikal. Berarti masing-masing kotak akan menggambarkan ukuran tegangan 5 Volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 Volt dari dasar sampai atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0,5 VOLT/DIV, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya.
Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan pada tombol VOLT/DIV dikali dengan jumlah kotak vertikal.
4)      Atur saklar TIME/DIV untuk menampilkan beberapa gelombang yang nantinya digunakan untuk mencari periode.
5)      Atur penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang berhimpit dengan salah satu garis horizontal,
6)      Atur tampilan gelombang secara horizontal, sehingga batas gelombang atas dan gelombang bawah berhimpit dengan pusat garis vertikal.
Ø  Cara Perhitungan:
Cara menghitung Frekuensi Osiloskop
Untuk menghitung frekuensi yang ada pada osiloskop adalah sebagai berikut
F= 1/T
T= 1 Periode(gel.penuh) x time/div
”catatan T harus dalam bentuk satuan second”
jadi untuk menghitung frekuensi, kita harus mengetahui berapa div periodenya dan time/div yang ditunjuk oleh soal/osiloskop.
Untuk T sendiri nantinya satuannya disesuaikan dengan satuan time / div. second, mili second, atau micro second. berikut adalah perbandingan konversi second:
1milisecond = 
1microsecond = 
Contoh saat kita mengukur ternyta 1 periodenya 5 div menggunakan time/div 2 microsecond/div, maka :
T= 5 x 2 microsecond/div
              = 10 microsecond
  =   second
  =   second

F= 1/T
  = 
  =   hz
  = 100 hz
Jadi frekuensi nya adalah 100 hz
      IV.            Kesimpulan
Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati
Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.  Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.
         V.            Daftar Pustaka



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar